TEMPO.CO, BOGOR - -
Kepolisian Resor Bogor masih memburu bos besar jaringan Sandi alias Unyil alias
Oon 27, pelaku penembakan dua petugas Satuan Pengamanan Institut Pertanian
Bogor. Sebab, pengakuan para tersangka, jaringan spesialisis pencurian sepeda
motor yang dikenal sadis ini mendapat pasokan senjata, amunisi, kendaraan dan
biaya operasional dari atasanya.
Menurut Kepala
Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor, Ajun Komisaris Imron Ermawan, kelompok
Unyil Cs dalam menjalankan operasi kejahatannya dibiayai seorang bos besar.
Sebagai pelaksana, Unyil Cs selalu diberi fasilitas berupa, senjata, uang dan
motor sebagai operasional.
"Hasil
kejahatan kelompok mereka diserahkan ke sang bos. Ada 25 personil Polres Bogor
yang sekarang melakukan pengejaran bos kelompok Unyil Cs," kata Kasat
Reskrim di Cibinong, Senin, 18 Juni 2012.
Imron
menyebutkan, jaringan kejahatan kelompok Unyil Cs tergolong sadis. Kelompok ini
tidak segan-segan melukai bahkan menghilangkan nyawa korbannya yang melawan
atau memergoki aksi mereka. Kelompok Unyil Cs sudah mulai beroperasi sejak
empat tahun terakhir. Wilayah operasinya seputar Jakarta, Bogor, Depok
Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Jaringan Unyil
Cs, Kasat Reskrim menceritakan, sudah lama menjadi target operasi. Mereka satu
per satu ditangkap setelah menembak dua satpam IPB yang memergokinya saat
hendak mencuri motor CBR 150R di masjid Al-Huriyah kampus IPB Dramaga Bogor
pada Jumat, 25 Mei 2012.
Unyil alias Oon
ditangkap terakhir di Lampung Timur oleh Tim Gabungan Polres Bogor dan Polres
Lampung Timur. Dalam operasi penangkapan, sebanyak 30 personil dikerahkan.
Pelaku, terpaksa ditembak pada kedua kakinya karena berusaha menusuk petugas
dengan sebilah badik mengandung racun.
Kasat Reskrim
mengatakan, Unyil adalah eksekutor Satpam Suhardi. Dia bersembunyi di sebuah
perkampungan di Melinting, Lampung Timur, sebuah wilayah yang mayoritas
penghuninya adalah pelaku kejahatan. »Pelaku kami pancing keluar, karena lokasi
persembunyiannya, tidak aman untuk dilakukan penangkapan," ujar dia.
Sementara,
menurut pengakuan Unyil kepada penyidik, tugasnya bersama anggota jaringan
hanya sebegai pemerik, sebutan pencurian motor. "Setelah berhasil, kami
serahkan ke bos. Kami hanya dapat komisi. Saat mau operasi, kami dilengkapi
dengan senjata api, uang jalan dan kendaraan,”katanya.
Pelaku mengakui
dirinya yang menembak Suhardi. Sementara Mamay, rekannya yang ditangkap lebih
dulu di Jampang Tengah, Sukabumi yang melakukan eksekusi atas Supriyatna alias
Bonar. Dua senjata yang dipakai saat beraksi, diakui, masing-masing senjata
berisi 5 peluru.
»Pokoknya dua
senjata berisi peluru diserahkan bos, saat kami mau beraksi. Kami tinggal
pakai. Kami menembak, karena memang posisi kami sudah tidak
menguntungkan," ungkap Unyil.
Kata Unyil,
setelah motor ditinggalkan di belakang kampus, pelaku menyeberang kali dengan
terlebih dahulu membeli sandal jepit di warung dekat pinggir kali untuk
menggelabui petugas. Motor terpaksa ditinggal karena informasi dari rekannya di
luar areal kampus IPB, semua akses jalan telah di blok petugas.
Atas perbuatan
sadis ini, Kasat menjerat mereka dengan pasal berlapis yakni, pasal 338 tentang
pembunuhan, pasal 362 tentang KUHP tentang pencurian dan UU Darurat No 12 tahun
1951 terkait kepemilikan senjata api ilegal.
Komentar
:
I
think pollicis performance to date is good enough. But police are not quite up
to the task here is simply due to the newly captured his men only, while the
boss of this network is free or has not been caught. Should police have to add
another field personnel to expedite and facilitate the process of finding the
boss of this network. Strategies that could be done by putting up posters or
face a boss of this network. That way people can know where the existence of
this network bosses and the police were able to get more information about the
existence of this network bosses. This crime should be dealt with very
seriously because this is very cruel crime.
In
addition they also hurt their victims do not hesitate - hesitate to kill the
victim who fought back. Even the witnesses who saw the crime they could be hurt
or even killed by this group. I hope that this case can be quickly completed
and the boss of this network can be immediately arrested and detained in
accordance with the deeds he had done.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar