MANAJEMEN KAS
Kas merupakan salah
satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (likuid) dan paling
mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi.
Kas merupakan aktiva
yang tidak menghasilkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan, oleh
sebab itu perlu dilakukan pengelolaan (manajemen) kas yang efektif dan efisien
sehingga pemanfaatan kas dapat optimal.
Kebutuhan kas untuk
pembayaran merupakan aliran kas keluar/ cash
outflow (pembelanjaan aktif). Aliran kas masuk / cash inflow
(pembelanjaan pasif) merupakan aliran sumber dari mana kas diperoleh.
Menurut HG. Guthmann
besarnya kas yang aman dan baik adalah berkisar antara 5% - 10% dari aktiva
lancar yang ada. Kas yg kurang dari 5% akan menyulitkan operasi perusahaan.
Tujuan penyimpanan kas :
•
Untuk Transaksi
:
kebutuhan kas untuk transaksi diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha
perusahaan.
•
Untuk
Berjaga-jaga : dimaksudkan untuk mengantisipasi aliran
kas masuk dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit diprediksi.
•
Untuk
Spekulasi : dimaksudkan agar perusahaan dapat memanfaatkan
kesempatan apabila ada barang yang dapat dibeli dengan harga yang lebih murah.
Perusahaan harus
memiliki persediaan kas minimal yang harus ada yang sering disebut dengan
SAFETY CASH.
Anggaran kas adalah
estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu.
Tahapan penyusunan anggaran kas :
•
Menyusun estimasi penerimaan dan
pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan.
•
Menyusun perkiraan atau estimasi
kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber lain yang diperlukan untuk
menutup defisit kas akibat operasi perusahaan.
•
Menyusun kembali estimasi keseluruhan
penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar